Kesalahan kecil bisa berakibat besar, dan EVOS Holy membuktikan hal itu di ESL Challenge Final. Setelah tampil gemilang dan memberikan harapan besar bagi para pendukungnya, satu kesalahan tak terduga membuat mereka harus kehilangan kemenangan yang seharusnya sudah di tangan.
EVOS Holy berlaga di Grup B dengan roster terbaru mereka, di mana Kyy menjalani debut bersama Albert, Regi, Depezet, dan Erlan. Mereka memulai perjalanan dengan kemenangan dramatis atas RRQ Hoshi 2-1 di laga pembuka, namun ujian sesungguhnya datang di pertandingan kedua melawan Falcons PH.
Pada awalnya, EVOS tampil luar biasa. Mereka berhasil mengamankan game pertama dan bahkan unggul di game kedua serta ketiga. Namun, Falcons PH menunjukkan kelasnya dengan melakukan comeback yang luar biasa. Puncak dari drama ini terjadi di game ketiga, saat EVOS sebenarnya sudah unggul jauh dan berada di ambang kemenangan.
Kesalahan krusial terjadi ketika EVOS mencoba mengakhiri permainan dengan cepat. Saat Lord muncul, mereka seharusnya fokus pada set-up objektif. Namun, kehadiran Phew dengan Aurora membuat mereka kehilangan fokus. Kelima pemain EVOS langsung mengejar Phew yang sudah terisolasi dan tak memiliki Flicker. Sayangnya, keputusan ini menjadi bumerang.
Falcons PH memanfaatkan momentum tersebut dengan melakukan counter-attack dari berbagai arah. EVOS yang terlalu berkumpul di area bawah justru terperangkap dalam skema lawan. Erlan menjadi target utama, dan setelah ia tumbang, satu per satu pemain EVOS pun ikut tereliminasi. Falcons PH tanpa bantuan Lord berhasil melakukan straight push di mid lane dan menutup pertandingan dengan kemenangan.
Branz, dalam analisisnya, menyoroti blunder EVOS ini. Menurutnya, tidak perlu lima pemain mengejar satu target yang sudah terisolasi, karena hal itu membuat mereka kehilangan kontrol area yang lebih penting.
“Aurora sudah tertangkap dan tak punya Flicker, tapi EVOS malah all-in dengan lima pemain. Seharusnya cukup dua orang saja yang mengejar, sementara yang lain tetap mengamankan posisi,” ujar Branz. “Itu kesalahan eksekusi yang fatal. Kalau dilakukan dengan benar, EVOS bisa tetap unggul dalam set-up Lord.”
Blunder ini menjadi pelajaran berharga bagi EVOS Holy. Jika ingin bersaing di tingkat internasional, mereka harus lebih disiplin dan tidak terburu-buru mengambil keputusan. Masih ada kesempatan untuk bangkit di ESL Challenge Final, dan kini semua mata tertuju pada bagaimana EVOS memperbaiki kesalahannya di pertandingan berikutnya.