Cina Mulai Serius Kembangkan MLBB Esports, Hadiah Fantastis dan Gaji Tinggi Jadi Daya Tarik

Perlahan namun pasti, Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) semakin mendapatkan tempat di dunia esports Cina. Setelah mulai dikenal luas pada tahun 2024, ekosistem kompetitifnya kini terus berkembang, membuka peluang besar bagi para pemain profesional.

Sebagai salah satu negara dengan sejarah esports yang kuat, Cina diyakini hanya menunggu waktu sebelum bisa bersaing dengan tim-tim besar Asia Tenggara di kancah internasional. Kehadiran banyak pemain asing serta kompetisi resmi yang mulai bermunculan menjadi bukti bahwa MLBB Esports di Cina memiliki potensi besar.

Salah satu aspek yang paling menarik perhatian adalah besarnya nilai hadiah dan gaji yang ditawarkan. Rumor mengenai MPL Cina yang akan hadir dalam waktu dekat semakin diperkuat dengan informasi dari para pemain profesional seperti Vyn dan Branz. Dalam sebuah siaran langsung, mereka mengungkapkan bahwa gaji pemain MLBB di Cina tergolong sangat tinggi, bahkan lebih tinggi dari beberapa liga lainnya.

“Minimal gaji di Cina luar biasa, benar-benar sejahtera. Kalian tidak akan menyangka berapa gaji di MPL Cina,” ujar Vyn.
“Prize pool-nya saja mencapai Rp10 miliar,” tambah Branz.
“Iya, minimal dua digit guys,” lanjut Vyn.

Dengan hadiah kompetisi yang fantastis serta jaminan kesejahteraan bagi para pemainnya, tidak mengherankan jika banyak talenta dari Indonesia dan Asia Tenggara mulai mempertimbangkan untuk mencoba peruntungan di Cina. Namun, seperti yang diingatkan oleh Luminaire, tantangan utama bagi pemain asing adalah kendala bahasa. Mereka yang ingin berkarier di sana harus siap belajar bahasa Mandarin agar dapat berkomunikasi dengan baik di dalam tim.

Ke depan, MLBB Esports di Cina diprediksi akan menjadi salah satu ekosistem terbesar, sebanding dengan cabang esports lain yang telah sukses di negara tersebut.

EVOS Hadapi Krisis Mid Laner di MPL ID S15, Natco Jadi Andalan Sementara?

EVOS Legends menghadapi teka-teki besar di MPL Indonesia Season 15 terkait posisi mid laner mereka. Pasalnya, satu-satunya pemain yang mengisi role tersebut, Depezet, harus dinonaktifkan akibat tersandung kasus asusila untuk kedua kalinya secara beruntun.

Situasi ini menjadi dilema bagi EVOS. Di satu sisi, absennya Depezet adalah keputusan terbaik bagi kedua belah pihak. Namun, bagi tim MPL EVOS, ini menjadi masalah besar karena Depezet adalah satu-satunya mid laner dalam daftar pemain mereka saat lock roster.

Untuk mengisi kekosongan ini, EVOS Legends memastikan bahwa Natco akan mengemban tugas sebagai mid laner setidaknya hingga pekan pertama, di mana tim akan berhadapan dengan Team Liquid ID dan Geek Fam. Pasalnya, aturan liga tidak mengizinkan tim untuk memasukkan pemain baru sebelum pekan kedua.

Setelah EVOS tersingkir dari ESL, Natco tampaknya langsung fokus berlatih sebagai mid laner. Namun, pertanyaan besar masih menggantung: Apakah EVOS akan mendatangkan mid laner baru setelah pekan pertama? Hingga kini, belum ada jawaban pasti.

Dalam sesi tanya jawab di Instagram Story, pelatih EVOS, Aville, angkat bicara terkait situasi ini. Dia mengakui bahwa mayoritas pertanyaan yang diterimanya berkaitan dengan siapa yang akan mengisi posisi mid laner tim.

“Untuk sekarang, saya belum bisa berbagi informasi apapun, guys. Kejadiannya sangat mendadak, jadi butuh waktu untuk mencerna dan mencari solusi terbaik,” ujar Aville.

Ia juga menegaskan bahwa manajemen dan tim saat ini sedang bekerja keras untuk mendapatkan keputusan terbaik. “Yang pasti, siapapun yang nantinya mengisi posisi mid laner, keputusan tersebut sudah melalui proses dan pertimbangan yang matang.”

Meski menghadapi tantangan besar, Aville tetap optimis dengan kekuatan tim saat ini. “Terlepas dari siapa yang akan menjadi mid laner, saya bersyukur dengan tim ini. Mereka sudah menjadi pondasi yang kuat dan saling mendukung satu sama lain. Sekarang tinggal fokus dan percaya pada proses,” tambahnya.

Aville juga menegaskan bahwa meskipun hasil EVOS sebelumnya kurang memuaskan, itu adalah bagian dari proses pembelajaran yang harus dilalui demi perbaikan ke depan. Dengan masih adanya waktu untuk mencari solusi terbaik, penggemar EVOS hanya bisa menunggu keputusan yang akan diambil oleh tim dalam beberapa pekan ke depan.

Kejuaraan Dunia M6: FNOP Mantapkan Hegemoni Filipina, Indonesia Kembali Tertunduk!

Grand Final M6 World Championship, yang berlangsung pada 14 Desember, menghasilkan kemenangan besar bagi Fnatic Onic Philippines (FNOP). Mereka berhasil menaklukkan Team Liquid Indonesia (TLID) dengan skor meyakinkan 4-1 dalam format best-of-seven (BO7).

Keberhasilan ini menjadi momen emas bagi Filipina, yang kini mencatat lima gelar juara berturut-turut sejak era Kejuaraan Dunia M2 di tahun 2021. Lebih impresif lagi, FNOP menyelesaikan turnamen ini tanpa kekalahan, sekaligus mengamankan bagian terbesar dari total hadiah senilai USD 1 juta.

Di posisi ketiga, Selangor Red Giants harus mengakui keunggulan TLID setelah kekalahan mereka di Final Bracket Bawah. Kekalahan tersebut memupus harapan mereka untuk meraih “Golden Road,” gelar prestisius bagi tim yang memenangkan semua turnamen utama Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) dalam satu musim kompetisi.

Salah satu momen paling mencuri perhatian di laga final adalah performa gemilang dari Duane “Kelra” Pillas, pemain Gold Laner FNOP. Berkat aksinya yang konsisten dan mengesankan, ia dianugerahi gelar MVP di Grand Final. Selain Kelra, tim FNOP juga diperkuat oleh Jann Kirk “Kirk” Solcruz Gutierrez (EXP Laner), King Cyric “K1NGKONG” Perez (Jungler), Frince Miguel “Super Frince” Ramirez (Mid Laner), serta dua Roamer, Borris James “Brusko” Parro dan Brian Milez “SpiderMilez” Santos.

Sebagai puncak dari rangkaian kompetisi esports MLBB, M Series edisi keenam membawa banyak inovasi, termasuk hadiah yang lebih besar dan penerapan Format Swiss untuk meningkatkan persaingan. Gelaran ini sukses menarik perhatian lebih dari 7.000 penonton yang hadir langsung di Axiata Arena. Selain itu, acara tersebut mencatat puncak penonton bersamaan (PCV) sebesar 4,129 juta, menjadikannya salah satu edisi M Series terpopuler. Rata-rata jumlah penonton (AV) juga meningkat 66% dibandingkan M5, mencapai angka 709.919, menurut laporan Esports Charts.

Artyom Odintsov, CEO Esports Charts, memberikan pandangannya, “Keberhasilan M6 menunjukkan daya tarik yang terus berkembang dari esports MLBB. Turnamen ini tidak hanya menarik audiens yang lebih besar, tetapi juga mencatat pertumbuhan signifikan dalam jumlah penonton rata-rata selama babak grup. Kontribusi platform seperti TikTok sangat berpengaruh, menyumbang lebih dari 31% total jam tayang, sementara program co-streaming membantu meningkatkan keterlibatan komunitas dengan pangsa penonton yang naik dari 18% menjadi 24% tahun ini.”

Dengan pencapaian ini, Filipina semakin memperkuat posisi mereka sebagai raksasa di dunia esports MLBB, sementara tim-tim lainnya diharapkan terus meningkatkan kualitas mereka untuk menghadirkan persaingan yang lebih sengit di masa depan.