Petualangan Baru di Galaksi: Star Wars Outlaws Hadir di Nintendo Switch 2

Ubisoft dan Massive Entertainment baru-baru ini mengumumkan bahwa game aksi petualangan dunia terbuka, Star Wars Outlaws, akan dirilis untuk Nintendo Switch 2 pada 4 September 2025. Versi ini menyusul perilisan sebelumnya yang telah lebih dulu hadir di PlayStation 5, Xbox Series X|S, dan PC. Game ini membawa pemain ke dalam galaksi yang jauh, jauh di sana, menawarkan pengalaman petualangan yang penuh tantangan dan eksplorasi.

Dalam DLC terbarunya yang bertajuk “A Pirate’s Fortune”, pemain akan bertemu dengan karakter ikonik Hondo Ohnaka dari Star Wars: The Clone Wars. Karakter ini akan bekerja sama dengan protagonis, Kay Vess, dan rekannya, Nix, untuk menjalankan misi berbahaya. Mereka akan berhadapan dengan Stinger Tash, pemimpin dari Rokana Raiders, dan menjelajahi Tomba Khepi yang penuh dengan harta karun yang tersembunyi. Pemain juga akan berinteraksi dengan Miyuki Trade League, yang menawarkan berbagai hadiah menarik bagi mereka yang berani menyelundupkan barang berbahaya melintasi galaksi.

DLC ini dapat diakses secara gratis bagi pemilik Season Pass, sementara bagi pemain yang tidak memiliki Season Pass, mereka bisa membeli “A Pirate’s Fortune” secara terpisah. Selain itu, item kosmetik bertema Star Wars: Skeleton Crew juga disediakan, termasuk kostum untuk Nix, trofi untuk speeder, dan hiasan untuk Trailblazer. Dengan tambahan konten ini, Star Wars Outlaws semakin memperkaya pengalaman bermain, menghadirkan nuansa petualangan yang lebih mendalam dan menarik.

Untuk penggemar Star Wars maupun pemain baru, ini merupakan kesempatan untuk merasakan petualangan epik di galaksi yang tak terbatas, membawa pengalaman yang mengesankan ke platform Nintendo Switch 2.

Reaksi CEO PlayStation Soal Nintendo Switch 2: “Tidak Ada yang Mengejutkan”

Setelah berbagai kontroversi dan rumor yang beredar, Nintendo akhirnya merilis konsol next-gen mereka, Nintendo Switch 2, meskipun sebelumnya sempat diguncang oleh bocoran-bocoran terkait desain perangkat tersebut. Berbagai vendor yang berperan dalam penyebaran informasi tak resmi mengenai konsol ini tampaknya memicu ketegangan, yang membuat Nintendo mengambil langkah tegas untuk mengungkapkan konsol tersebut lebih cepat. Keputusan ini diambil untuk meredakan rasa penasaran yang telah memuncak di kalangan gamer.

Namun, reaksi dari komunitas gamer ternyata tidak seperti yang diharapkan. Meskipun sebelumnya banyak yang menantikan kabar tentang perangkat ini, pengumuman peluncuran Nintendo Switch 2 justru tak mampu menggugah antusiasme yang besar. Mantan CEO PlayStation, Shuhei Yoshida, mengungkapkan rasa kekecewaannya terhadap respons pasar terhadap konsol tersebut. Yoshida, yang memimpin PlayStation dari 2008 hingga 2019 dan dikenal dengan strategi pemasaran revolusionernya, terutama dalam peluncuran PlayStation 4, mengaku terkejut dengan minimnya kehebohan yang ditimbulkan oleh konsol ini.

“Saya mengira pengumuman Nintendo Switch 2 akan menjadi momen yang besar, tetapi kenyataannya, tidak ada reaksi yang menggembirakan dari para gamer. Saya kira, yang paling menarik dari konsol ini adalah fitur Joy-Con yang kini bisa digunakan sebagai tetikus,” ujar Yoshida dalam sebuah wawancara.

Fitur Joy-Con yang dapat berfungsi sebagai tetikus memang menjadi salah satu inovasi yang diperkenalkan dalam Nintendo Switch 2. Fitur ini diharapkan dapat memberikan pengalaman bermain yang lebih baik, khususnya bagi para gamer yang memainkan genre first-person shooter (FPS) atau simulator yang biasanya membutuhkan perangkat tetikus untuk kontrol yang lebih presisi, seperti pada komputer. Dengan adanya fitur ini, Nintendo berharap dapat menarik lebih banyak perhatian, terutama dari pemain yang menginginkan kenyamanan lebih dalam bermain game dengan kontrol yang lebih mirip dengan platform PC.

Nintendo Switch 2 dijadwalkan untuk dirilis pada 2 April 2025, dan meskipun banyak orang yang merasa terkejut dengan respons negatif yang diterima, Yoshida juga memberikan pandangan bahwa PlayStation saat ini menghadapi tantangan dalam mengembangkan perangkat baru. Hal ini disebabkan oleh beberapa masalah ekonomi yang masih memengaruhi mereka, termasuk kegagalan perangkat PlayStation Vita beberapa tahun lalu.

Dengan persaingan yang semakin ketat di dunia konsol game, pengumuman Nintendo Switch 2 ini mengundang berbagai spekulasi, terutama dalam hal inovasi yang dibawanya. Meski begitu, nasib perangkat ini masih bergantung pada bagaimana reaksi pasar dan bagaimana Nintendo dapat menjaga daya tariknya di tengah persaingan yang semakin sengit dengan Sony dan Microsoft.