OG Esports Siap Masuki Dunia Honor of Kings

OG Esports, organisasi esports terkenal dengan segudang prestasi, baru saja mengumumkan bahwa mereka akan membentuk tim khusus untuk bermain di game mobile populer, Honor of Kings. Pengumuman ini disampaikan pada penutupan turnamen global Honor of Kings Invitational Season 3 yang berlangsung di Manila, Filipina.

Dengan rekam jejak yang sangat gemilang, OG dikenal sebagai salah satu tim esports terbaik di dunia, terutama di game MOBA. Mereka dua kali meraih kemenangan di The International, turnamen DOTA 2 paling bergengsi, dan menjadi tim pertama yang berhasil mempertahankan gelar juara berturut-turut. Di samping itu, mereka juga telah menjuarai lima DOTA 2 Major, semakin mempertegas dominasi mereka di dunia esports.

Memanfaatkan pengalaman dan keberhasilan mereka, OG kini siap menaklukkan dunia Honor of Kings, yang telah menjadi salah satu game MOBA mobile terpopuler dengan lebih dari 100 juta pengguna aktif harian. OG akan bersaing di Honor of Kings Major West League, sebuah liga yang akan mempertemukan tim-tim dari Amerika, Eropa, Turki, dan CIS. Keberhasilan mereka di musim semi liga ini akan membuka jalan untuk tampil di Honor of Kings World Cup yang dijadwalkan pada Juli 2025.

Johan “N0tail” Sundstein, pendiri OG Esports, mengungkapkan antusiasmenya terhadap langkah baru ini. Ia berharap bisa berbagi pengalaman dan kebijaksanaan yang telah mereka raih di dunia esports, serta berusaha untuk membawa kemampuan dan kompetensi mereka ke level yang lebih tinggi.

Dengan pengalaman OG di dunia kompetitif, banyak yang menanti bagaimana mereka akan memberikan dampak di dunia esports mobile. Mereka diyakini akan memberikan warna baru dalam persaingan yang semakin berkembang.

ONIC Tersingkir Dari ESL Playoff Setelah Kekalahan 1-3 Dari Talon Indonesia

Hari pertama Playoff ESL berlangsung dengan pertandingan seru antara ONIC dan Talon Indonesia (TLID). Sayangnya, harapan ONIC untuk melanjutkan perjuangan di turnamen ini harus sirna setelah mereka kalah dengan skor 1-3. Kekalahan ini mengakhiri langkah ONIC di ESL dan memastikan tim kuning hitam tersebut tidak akan tampil lebih jauh dalam kompetisi.

Di awal pertandingan, TLID langsung menunjukkan permainan agresif yang memaksa ONIC bermain defensif. Dengan koordinasi yang sangat solid, TLID berhasil menguasai objektif demi objektif, menutup game pertama dengan kemenangan mutlak tanpa banyak perlawanan dari ONIC.

Namun, ONIC sempat bangkit di game kedua. Mereka menunjukkan permainan yang lebih terorganisir dan disiplin, berhasil mendominasi TLID dalam beberapa teamfight penting. Game ini menjadi satu-satunya kemenangan ONIC dalam seri tersebut, membawa kedudukan menjadi 1-1 dan membuka peluang untuk melaju ke babak berikutnya.

Sayangnya, harapan tersebut hanya bertahan sesaat. Di game ketiga dan keempat, TLID kembali mengambil alih kendali permainan. Mereka semakin percaya diri, memaksa ONIC kembali bermain lebih defensif, hingga akhirnya menutup kedua game tersebut dengan kemenangan yang menentukan. Dengan skor 3-1, TLID memastikan diri lolos ke babak selanjutnya dan ONIC resmi gugur dari turnamen.

Kekalahan ini menjadi catatan penting bagi ONIC, yang meski sempat menunjukkan performa apik, tidak mampu mempertahankan konsistensi mereka sepanjang seri. Sementara itu, TLID melaju dengan semangat tinggi untuk terus berburu gelar juara.

Noctem Esports Tutup: Perjalanan Dua Tahun yang Berakhir Mendadak

Noctem Esports, organisasi esports asal Inggris, resmi menghentikan operasinya setelah dua tahun aktif berkompetisi di berbagai turnamen, termasuk Apex Legends dan Call of Duty. Kabar ini diumumkan melalui akun resmi Noctem di platform X pada 3 Maret 2025. Dalam pernyataannya, organisasi tersebut mengungkapkan kesedihan atas keputusan sulit yang harus mereka ambil untuk segera menutup seluruh kegiatan mereka. Selama dua tahun terakhir, Noctem telah berusaha membangun tim yang solid dan membawa merek mereka ke puncak industri esports, namun pada akhirnya, mereka tidak dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

Meskipun harus mengakhiri perjalanan lebih awal, Noctem tetap bangga dengan pencapaian mereka selama ini. Mereka berhasil tampil empat kali di final dunia dan berkompetisi di berbagai ajang esports bergengsi. Selain itu, organisasi ini juga mencatat jutaan penayangan di berbagai platform serta memiliki tim konten kreator yang berdedikasi. Keputusan untuk menutup organisasi ini tentu mengejutkan banyak pihak, terutama para penggemar yang telah mendukung perjalanan mereka sejak awal.

Penutupan Noctem Esports menjadi satu lagi bukti bahwa dunia esports, meskipun berkembang pesat, tetap memiliki tantangan besar dalam hal keberlanjutan dan pendanaan. Banyak organisasi yang harus berjuang menghadapi tekanan finansial dan kompetisi ketat dalam industri ini. Kepergian Noctem meninggalkan jejak yang cukup signifikan dalam komunitas esports, terutama bagi mereka yang telah mengikuti perjalanan tim ini sejak awal berdiri.

RRQ Lemon Buat Geger dengan Pernyataan Terkait EVOS, Masa Depannya di RRQ Jadi Tanda Tanya

Lemon RRQ masih tetap menjadi sosok yang sangat dihormati dan legendaris dalam dunia Mobile Legends: Bang Bang (MLBB), baik di Indonesia maupun internasional. Meskipun sudah lama tidak aktif dalam kompetisi profesional dan lebih memilih fokus pada live streaming, Lemon tetap menjadi bagian yang tak terpisahkan dari keluarga besar RRQ. Bahkan, ia masih tinggal di GH RRQ Hoshi, menandakan bahwa meskipun tidak berlaga di turnamen, ia tetap erat kaitannya dengan tim.

Banyak penggemar dan pengamat yang beranggapan bahwa Lemon akan tetap bertahan dengan RRQ dalam waktu lama meskipun tidak terjun langsung ke pertandingan. Ia sendiri pernah mengungkapkan bahwa ia merasa memiliki utang budi yang besar kepada RRQ karena tim tersebut telah banyak membantunya dalam meraih kesuksesan. Hal ini membuatnya merasa sangat terikat dengan tim tersebut.

Namun, baru-baru ini, ada hal yang cukup mengejutkan selama sesi live streaming Lemon. Sebelumnya, Lemon sempat memberi sinyal bahwa ia tidak menutup kemungkinan untuk mempertimbangkan tawaran dari EVOS. Kini, dalam live streaming terbaru, ia membuat pernyataan yang membuat banyak orang bertanya-tanya: “Masuk RRQ bang cocok itu? Aku mau EVOS, kapan mulai kontrak EVOS?” sambil memberikan kode telepon.

Meski demikian, penggemar tidak perlu terlalu serius menanggapi pernyataan ini. Mengingat hubungan yang sudah terjalin erat antara Lemon dan RRQ, sangat kecil kemungkinan tim akan melepaskannya begitu saja. Kecuali jika Lemon sendiri yang memilih untuk pergi, barulah perubahan besar ini bisa terjadi. Kini, semua mata tertuju pada langkah selanjutnya dari Lemon, apakah ia akan tetap bersama RRQ atau beralih ke arah yang berbeda di dunia esports. Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya.

RRQ Hoshi Siap Tampil Kekuatan Penuh di ESL SPS S6 Challenge Season!

Setelah dinanti-nanti, akhirnya roster tim RRQ Hoshi untuk ESL SPS S6 Challenge Season telah resmi diumumkan. Tim yang dijuluki “Sang Raja” ini memastikan diri tampil dengan kekuatan penuh untuk meraih gelar tertinggi di kompetisi tersebut.

RRQ Hoshi sempat mengikuti fase tambahan di Open Finals untuk memperebutkan tiga slot terakhir setelah tiga tim memilih mundur dari kompetisi. Sebelumnya, mereka tidak berhasil lolos karena finis di luar lima besar. Pada fase ini, RRQ Hoshi bertemu dengan Rebellion Esports, tetapi tim Banteng Biru memilih untuk mundur, sehingga membuat RRQ Hoshi lolos bersama AI Esports dan Lazy Esports.

Kepastian keikutsertaan RRQ Hoshi di ESL SPS S6 Challenge Season sempat memunculkan keraguan terkait keutuhan tim, terutama dengan beredarnya rumor tentang ketidakpastian Rinz dan Skylar. Namun, kini tim telah merilis roster lengkapnya, yang terdiri dari para pemain andalan mereka di MPL ID S14 dan M6 World Championship: Skylar, Rinz, Sutsujin, Idok, dan Dyrennn. Untuk memperkuat tim, Hazle dan TOYY juga ditunjuk sebagai pemain cadangan, memberi kedalaman tim di posisi jungler dan gold lane.

Sebagai runner-up MPL ID S14 dan peserta M6, kekuatan tim RRQ Hoshi di ESL SPS S6 Challenge Season tentunya tidak bisa dipandang sebelah mata. Mereka siap menjadi ancaman bagi setiap tim yang berlaga di kompetisi ini.

Pada ESL SPS S6 Challenge Season, 16 tim akan dibagi ke dalam empat grup, masing-masing berisikan empat tim. Pertandingan akan menggunakan format GSL, di mana setiap tim harus meraih dua kemenangan untuk memastikan posisi mereka di dua besar grup. Setiap pertandingan akan dimainkan dengan sistem BO3. Tim yang meraih dua kemenangan pertama akan menjadi juara grup, sedangkan tim lainnya akan bertanding di Decider Match untuk menentukan siapa yang berhak menjadi runner-up.

Tim yang menjadi juara grup akan langsung melaju ke ESL SPS S6 Challenge Finals, sementara tim yang menempati posisi runner-up akan berlaga di Last Chance Qualifier untuk memperebutkan dua tiket terakhir ke Challenge Finals.

Kompetisi ini, meski bukan turnamen resmi, memiliki arti penting bagi para tim dan pemain sebagai ajang persiapan menghadapi musim baru MPL. Persaingan sengit dan perjalanan setiap tim di ESL SPS S6 Challenge Season pastinya akan menarik untuk disaksikan.

Rp6 Miliar Menanti! Tim Esports Indonesia Boom Esports, Alter Ego, Dan Helios Siap Berlaga Di Malaysia

Pada 12 November 2024, tim esports Indonesia, termasuk Boom Esports, Alter Ego, dan Helios, bersiap untuk tampil di kompetisi esports besar di Malaysia. Dengan total hadiah mencapai Rp6 miliar, turnamen ini diperkirakan akan menjadi salah satu ajang paling bergengsi di Asia Tenggara. Keikutsertaan tim-tim ternama Indonesia ini menunjukkan betapa berkembangnya industri esports di tanah air dan semakin memperkuat posisi Indonesia di dunia kompetitif esports.

Boom Esports, Alter Ego, dan Helios adalah tiga tim esports Indonesia yang telah terbukti berprestasi di berbagai turnamen internasional. Boom Esports dikenal dengan permainan tim yang solid dan strategi matang, sementara Alter Ego sering kali menjadi favorit berkat pemain berbakat dan gaya permainan agresif. Helios, meski relatif baru, menunjukkan potensi besar dan siap mencuri perhatian dengan penampilan mereka yang menjanjikan.

Kompetisi ini menjanjikan hadiah total senilai Rp6 miliar, menjadikannya salah satu turnamen esports terbesar di Asia Tenggara tahun ini. Hadiah tersebut akan menjadi insentif besar bagi tim-tim yang berpartisipasi, serta memberikan kesempatan bagi para pemain untuk menunjukkan keahlian mereka di panggung internasional. Selain itu, turnamen ini juga menjadi peluang bagi tim-tim Indonesia untuk mengukir sejarah baru di esports dunia.

Tim-tim esports Indonesia ini telah mempersiapkan diri dengan serius untuk menghadapi kompetisi. Latihan intensif dan strategi yang telah disusun dengan matang akan diuji di arena Malaysia. Pelatih dan manajemen tim juga sangat optimis dengan kemampuan pemain, yang telah menunjukkan performa luar biasa dalam turnamen sebelumnya.

Dengan hadiah besar dan persaingan ketat, ajang ini akan menjadi momen penting bagi Boom Esports, Alter Ego, dan Helios untuk memperkuat reputasi mereka di dunia esports internasional. Masyarakat Indonesia pun tentu berharap tim-tim ini dapat membawa pulang kemenangan, sekaligus membanggakan bangsa di kancah dunia.