Komunitas penggemar Blue Archive kembali dikejutkan dengan perkembangan terbaru terkait kasus yang melibatkan Dynamis One, sebuah studio pengembang yang didirikan oleh mantan staf Nexon Games. Setelah sebelumnya digerebek oleh kepolisian atas dugaan pencurian aset Nexon, hasil investigasi terbaru menunjukkan bahwa kelompok ini tidak hanya mencuri aset, tetapi juga diduga melakukan sabotase terhadap perusahaan induk mereka sebelumnya.
Bukti Sabotase yang Ditemukan oleh Kepolisian
Kepolisian Korea Selatan menemukan sejumlah bukti yang mengindikasikan adanya upaya sistematis dari pihak Dynamis One untuk melemahkan Nexon Games. Investigasi mengungkap bahwa studio ini dibentuk tepat setelah Park Byeong-lim, mantan Project Director Blue Archive, beserta beberapa staf kunci lainnya, meninggalkan Nexon.
Lebih jauh, laporan menunjukkan bahwa beberapa staf Blue Archive secara aktif merekrut rekan kerja mereka untuk ikut mengundurkan diri. Tidak hanya itu, terdapat indikasi adanya penyebaran misinformasi di dalam perusahaan dengan tujuan membujuk lebih banyak orang keluar dari Nexon dan bergabung dengan proyek baru mereka.
Dugaan Penyabotan terhadap IP Blue Archive
Laporan kepolisian juga menyebutkan adanya tindakan yang disengaja untuk memperlambat pengembangan Blue Archive sebelum para staf tersebut meninggalkan Nexon. Salah satu dugaan yang mencuat adalah adanya kesengajaan dalam menunda perilisan Main Story Chapter setelah Volume F, yang berujung pada kekecewaan komunitas pemain.
Pada Februari 2024, terjadi gelombang pengunduran diri massal dari tim pengembang Blue Archive. Beberapa staf yang mengundurkan diri sebelumnya diketahui sempat mengajukan cuti jangka panjang, yang kini dicurigai sebagai bagian dari strategi mereka untuk mempersiapkan proyek baru.
Kepolisian berhasil mengumpulkan 39 testimoni dari staf Dynamis One, termasuk beberapa mantan staf kunci Nexon Games, yang memperkuat dugaan bahwa mereka telah merencanakan pembentukan studio baru sejak lama sambil tetap bekerja di Nexon.
Dampak Hukum bagi Dynamis One
Hingga saat ini (28/2), Nexon Games belum memberikan pernyataan resmi terkait tindakan hukum yang akan mereka ambil. Namun, jika Dynamis One terbukti bersalah dalam membocorkan proyek internal Nexon serta mencuri aset perusahaan, mereka bisa menghadapi tuntutan berat berdasarkan undang-undang di Korea Selatan.
Lebih lanjut, Nexon berencana mengambil langkah tegas terhadap mereka yang terlibat. Pihak Nexon menilai bahwa tindakan ini bukan hanya sekadar pelanggaran hukum, tetapi juga sebuah ancaman serius terhadap ekosistem kreatif dalam industri game. Mereka menegaskan bahwa kepercayaan dan kerja sama tim adalah fondasi utama yang harus dijaga dalam dunia pengembangan game.
Dengan situasi yang semakin memanas, komunitas Blue Archive dan pengamat industri game masih menunggu keputusan akhir terkait kasus ini. Apakah Dynamis One akan menghadapi konsekuensi hukum yang berat? Kita nantikan perkembangan selanjutnya.