EVOS dan Pop Mie Perkuat Ekosistem Esports Indonesia Selama Tujuh Tahun

EVOS bersama Pop Mie telah berkolaborasi sejak 2018 dalam membangun ekosistem esports di Indonesia, yang kini berkembang pesat dan memiliki dampak signifikan. Head of Commercial EVOS, Thony Tham, menyatakan bahwa esports bukan sekadar hiburan belaka, tetapi telah menjadi industri yang mampu menggerakkan roda perekonomian serta menarik perhatian berbagai kelompok usia.

Dalam kerja sama ini, EVOS mendapatkan dukungan dari berbagai aspek, tidak hanya dalam peningkatan jumlah peminat tetapi juga dalam pengembangan karier anak muda di bidang esports. Thony menegaskan pentingnya menyediakan wadah bagi generasi muda guna memastikan regenerasi atlet esports di masa depan. Oleh karena itu, EVOS bersama Pop Mie telah berupaya membangun ekosistem ini melalui berbagai inisiatif, termasuk penyelenggaraan turnamen, diskusi komunitas, serta edukasi di universitas mengenai potensi industri berbasis teknologi digital tersebut.

Dengan dukungan Pop Mie, EVOS dapat meningkatkan kualitas kompetisi serta menjangkau dunia kampus guna memperluas pengembangan esports. Senior Brand Manager Pop Mie, Antonius Pandu, menambahkan bahwa pendekatan ke lingkungan akademik diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan industri esports. Selain memberikan edukasi tentang esports sebagai opsi karier bagi anak muda, langkah ini juga mempermudah penjaringan bakat untuk menjadi pemain profesional dengan sistem scouting yang lebih efektif.

Melalui kolaborasi ini, EVOS terus berkomitmen untuk mendorong perkembangan esports di Indonesia. Sebagai salah satu tim esports terkemuka di Asia Tenggara, EVOS kerap mengharumkan nama Indonesia di berbagai turnamen internasional dan menjadi inspirasi bagi generasi muda yang ingin berkarier di dunia esports.

Dinamika Baru MPL PH S15: Jadwal, Tim Pendatang, dan Persaingan Ketat

Musim ke-15 Mobile Legends: Bang Bang Professional League Filipina (MPL PH S15) akan menjadi ajang penuh kejutan dengan kehadiran dua tim baru, Team Falcons PH dan Twisted Minds PH, yang menggantikan Blacklist International dan RSG PH. Perubahan ini memicu pergeseran besar dalam peta kekuatan liga, terutama dengan roster baru yang dimiliki masing-masing tim. Team Falcons PH kini diisi oleh mantan pemain Falcons AP BREN, sementara AP BREN menggaet para pemain dari Lazy Esports. Di sisi lain, roster Blacklist International tidak seluruhnya bergabung dengan Twisted Minds PH, menciptakan formasi yang benar-benar segar di MPL PH.

Jadwal MPL PH S15 telah diumumkan dan musim reguler resmi dimulai pada 28 Februari 2025. Setiap tim akan bertanding dalam sistem BO3 dengan perolehan poin berdasarkan hasil pertandingan. Kemenangan 2-0 akan memberikan tiga poin, kemenangan 2-1 mendapatkan dua poin, sementara tim yang kalah 1-2 memperoleh satu poin dan yang kalah 0-2 tidak mendapatkan poin. Enam tim terbaik dari musim reguler akan melaju ke babak playoff, di mana dua tim teratas langsung masuk ke semifinal upper bracket, sedangkan empat tim lainnya harus melewati fase play-ins dengan sistem single elimination untuk memperebutkan tiket ke upper bracket.

Bagi para penggemar MLBB, MPL PH S15 dapat disaksikan melalui platform streaming seperti YouTube dan Facebook. Dengan berbagai perubahan dan persaingan ketat antar tim, musim ini menjanjikan pertarungan sengit yang sayang untuk dilewatkan.

ONIC Esports Belum 100 Persen All In Meski Alami Kekalahan Berturut-turut di MPL Indonesia S15

ONIC Esports menghadapi start yang kurang menggembirakan di musim reguler MPL Indonesia Season 15 (S15). Setelah dua pekan berlalu, tim yang dikenal dengan julukan “Landak Kuning” ini belum mencatatkan kemenangan satu pun, malah harus menanggung tiga kekalahan berturut-turut. Namun, meski mengalami hasil yang mengecewakan, Aboy, sang mid laner ONIC, mengungkapkan bahwa timnya sebenarnya belum tampil dalam performa terbaik.

Pada sesi wawancara setelah pertandingan ONIC Esports melawan Geek Fam pada pekan kedua MPL ID S15, yang berlangsung di MPL Arena, Jakarta Barat, Jumat (14/3), Aboy menyampaikan bahwa timnya belum benar-benar bermain dengan kekuatan penuh. Menurut Aboy, faktor utama yang membuat ONIC belum tampil maksimal adalah belum sempurnanya susunan pemain yang diturunkan di lapangan.

“Sepertinya (ONIC) belum menggunakan roster utamanya. Jadi, tim ini pasti belum bisa tampil dengan 100 persen kekuatan,” ungkap Aboy. Ia menambahkan, meskipun hasil di dua pekan pertama tidak menguntungkan, dirinya yakin timnya akan segera bangkit dan menyesuaikan diri dengan ritme pertandingan. “Mereka pasti bakal catch up, dan hasilnya akan lebih baik ke depannya,” lanjutnya.

Meskipun ONIC Esports sedang terpuruk, ada juga tim yang mengalami kebangkitan. Seperti yang dialami oleh Geek Fam yang sukses meraih kemenangan pertama mereka di MPL ID S15 setelah mengalahkan ONIC dengan skor 2-1. Sebelumnya, Geek Fam sempat harus menerima kekalahan dari EVOS dengan skor telak 0-2. Menjelang pertandingan selanjutnya, Geek Fam dijadwalkan akan menghadapi Bigetron Alpha pada Minggu (16/3), yang tentu menjadi ujian berikutnya bagi mereka untuk mempertahankan momentum positif.

Bagi ONIC Esports, meski hasil yang diraih belum sesuai harapan, optimisme tetap tinggi. Dengan komposisi tim yang terus berkembang, mereka berharap bisa segera menemukan ritme permainan yang lebih baik dan kembali bersaing di puncak klasemen MPL Indonesia S15.

Final di Bandung! Liga Esports Nasional Mahasiswa 2025 Siapkan 2 Game Seru

Kompetisi esports tingkat mahasiswa terbesar di Indonesia, Liga Esports Nasional Mahasiswa 2025, resmi bergulir dengan mempertandingkan dua game MOBA yang tengah populer, yakni Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) dan Honor of Kings (HOK). Turnamen ini menjadi ajang bergengsi bagi para mahasiswa yang ingin mengembangkan bakat mereka di dunia esports dan berpeluang menembus level profesional.

Dengan total hadiah mencapai Rp 150 juta, kompetisi ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi talenta-talenta muda untuk menunjukkan kemampuan mereka di kancah nasional. Tidak hanya sekadar ajang pertandingan, Liga Esports Nasional Mahasiswa juga bertujuan untuk membangun ekosistem esports yang lebih profesional dan berkelanjutan.

“Kami ingin menciptakan lingkungan kompetitif yang tidak hanya mengedepankan persaingan, tetapi juga berfungsi sebagai wadah pembinaan bagi para pemain muda yang bercita-cita menjadi atlet esports profesional,” ujar Ketua Bidang Kompetisi PB ESI, Antonius Ginting.

Jadwal dan Format Pertandingan

Turnamen ini akan dimulai dengan fase kualifikasi terbuka yang berlangsung pada 25-27 April 2025 dengan format single elimination. Dari tahap ini, 32 tim terbaik akan melaju ke fase kualifikasi grup, yang akan berlangsung pada 29 April hingga 4 Mei 2025 dengan format serupa.

Setelah melalui seleksi ketat, 12 tim terbaik akan bertanding di fase penyisihan grup pada 6-11 Mei 2025, di mana mereka akan saling berhadapan untuk memperebutkan tiket menuju babak puncak.

Yang paling dinantikan, Grand Final Liga Esports Nasional Mahasiswa 2025 akan digelar secara offline di Bandung. Babak final untuk divisi Honor of Kings dijadwalkan berlangsung pada 24 Mei 2025, sementara Mobile Legends: Bang Bang akan mempertandingkan laga puncaknya pada 25 Mei 2025.

“Tahun ini menjadi momen spesial karena untuk pertama kalinya Grand Final Liga Esports Nasional Mahasiswa digelar secara offline di Bandung. Detail lokasi pertandingan akan segera diumumkan,” ungkap Kepala Program Akademi Garudaku, Robertus Aditya Pratomo Putro.

Pendaftaran Dibuka hingga 13 April 2025

Bagi mahasiswa yang ingin berpartisipasi dalam ajang bergengsi ini, pendaftaran untuk divisi Mobile Legends: Bang Bang dan Honor of Kings telah dibuka dan akan berlangsung hingga 13 April 2025. Ini menjadi kesempatan emas bagi para pemain muda untuk membuktikan diri di panggung esports nasional dan meraih peluang berkarier sebagai atlet profesional.

Dengan antusiasme yang semakin meningkat terhadap esports di Indonesia, Liga Esports Nasional Mahasiswa 2025 diharapkan dapat menjadi batu loncatan bagi generasi baru atlet esports yang siap bersaing di tingkat nasional maupun internasional. Akankah turnamen tahun ini melahirkan bintang baru? Kita nantikan bersama! 🚀🎮

Kejutan di Worlds 2025! Harga Baru Tuai Kontroversi di Komunitas Pokémon Esports

Komunitas Pokémon akhirnya mendapatkan kesempatan untuk mendaftar sebagai penonton di ajang Pokémon World Championship 2025. Namun, banyak penggemar yang terkejut setelah melihat harga tiket yang jauh lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Kejuaraan dunia Pokémon tahun ini akan berlangsung di Anaheim, California, pada 15-17 Agustus 2025. Para penggemar memiliki waktu hingga 23 Maret untuk mendaftarkan diri dalam daftar peminat tiket penonton. Akan tetapi, ketika beberapa pemain mengklik tautan pendaftaran, mereka mendapati harga tiket yang jauh lebih mahal dibandingkan dengan edisi sebelumnya.

Harga Tiket Penonton Pokémon World Championship 2025 Melonjak

Pokémon World Championship 2025 akan menampilkan berbagai kategori kompetisi, termasuk Trading Card Game (TCG), Video Game Championship (VGC), Pokémon UNITE, dan Pokémon GO. Dari keempat kategori tersebut, TCG dan VGC telah memiliki komunitas kompetitif yang berkembang pesat selama bertahun-tahun.

Di era 2010-an, turnamen regional biasanya hanya diikuti oleh 300 hingga 700 pemain dari berbagai negara. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, jumlah peserta meningkat drastis. Pada turnamen internasional terbaru, VGC mencatatkan jumlah peserta lebih dari 1.000 pemain, menjadikannya kompetisi dengan jumlah peserta terbanyak dalam sejarahnya.

Meningkatnya popularitas Pokémon sebagai permainan kompetitif serta daya tariknya bagi kolektor dan penggemar tampaknya berdampak pada harga tiket masuk. Jika biaya pendaftaran untuk pemain terus meningkat setiap tahunnya, maka kenaikan harga tiket penonton menjadi kejutan terbesar bagi komunitas.

Sebelumnya, tiket penonton di berbagai turnamen, termasuk di ajang Pokémon World Championship, sering kali diberikan secara gratis. Namun, untuk tahun 2025, berikut adalah harga tiket yang ditetapkan:

  • Tiket Harian: $39 (~£30)
  • Tiket Multi-Hari: $99 (~£76.50)

Reaksi Fans: “Terlalu Mahal!”

Kenaikan harga yang drastis ini tidak luput dari kritik komunitas Pokémon. Seorang penggemar menyatakan, “Saya ingat membayar hanya $10 untuk Pokémon World Championship di London… Saat itu ada 50 ribu pengunjung, jadi mungkin mereka mencoba mengurangi jumlah penonton agar tidak terlalu ramai. Tapi di sisi lain, ini juga bisa menjadi strategi untuk menambah keuntungan.”

Sementara itu, penggemar lain menambahkan, “$100 terasa seperti keserakahan. Tahun lalu tiketnya hanya sekitar $40, dan sekarang harganya melonjak drastis.”

Bagi mereka yang tetap tertarik menyaksikan pertumbuhan esports Pokémon di ajang Worlds 2025, informasi lengkap mengenai tiket penonton dapat ditemukan di situs resmi Pokémon World Championship.

Liga Esports Nasional Mahasiswa 2025: Langkah Besar Menuju Masa Depan Esports Indonesia

Akademi Garudaku di bawah naungan Pengurus Besar Esports Indonesia (PB ESI) kembali menyelenggarakan Liga Esports Nasional Mahasiswa (LENM) 2025, sebagai wadah pengembangan bakat mahasiswa di seluruh Indonesia. Kompetisi ini bertujuan untuk tidak hanya meningkatkan kemampuan bermain, tetapi juga membangun karakter, disiplin, dan sportivitas dalam industri esports. Dengan mengusung tagline “Jago Aja Ga Cukup,” PB ESI menegaskan bahwa menjadi atlet esports profesional memerlukan lebih dari sekadar keterampilan teknis, tetapi juga mentalitas dan etos kerja yang kuat.

LENM 2025 menghadirkan dua judul game, yaitu Mobile Legends: Bang Bang dan Honor of Kings, yang dipilih berdasarkan aspek pembinaan di kampus, tingkat peminat, serta aksesibilitas perangkat mobile. Selain itu, tahun ini menandai pertama kalinya Grand Final akan digelar secara offline di Bandung, memperkuat komitmen Akademi Garudaku dalam menghadirkan pengalaman esports yang lebih profesional. Registrasi dibuka pada 13 Maret hingga 13 April 2025, dengan rangkaian kompetisi yang mencakup Kualifikasi Terbuka, Kualifikasi Grup, hingga Group Stage Final. Puncaknya adalah Grand Final yang berlangsung pada 24 Mei 2025 untuk Honor of Kings dan 25 Mei 2025 untuk Mobile Legends: Bang Bang, mempertemukan tim-tim terbaik dari seluruh Indonesia.

Selain turnamen utama, LENM 2025 juga menghadirkan program “Goes to Campus” di lima universitas, yang mencakup berbagai kegiatan seperti mini turnamen, seminar, dan aktivasi merek untuk semakin mendekatkan dunia esports dengan lingkungan akademis. Dengan adanya kompetisi ini, PB ESI berharap dapat mencetak lebih banyak talenta berbakat yang siap bersaing di level profesional, sekaligus membawa ekosistem esports Indonesia ke arah yang lebih maju dan berdaya saing tinggi di tingkat global.

Falcon Esports Rekrut Pemain Populer untuk Debut di Rainbow Six Siege

Falcon Esports resmi mengumumkan roster baru mereka untuk Rainbow Six Siege, yang kini diperkuat oleh para pemain dari mantan tim juara, Team BDS. Pengumuman ini disampaikan pada 10 Maret 2025 melalui akun media sosial resmi Falcon Esports, dan langsung mendapatkan sambutan hangat dari komunitas esports.

Falcon Esports Siap Menggebrak Scene Rainbow Six Siege

Kembalinya Falcon Esports ke kancah Rainbow Six Siege menjadi sorotan besar, terutama karena mereka merekrut skuad juara yang sebelumnya bermain untuk Team BDS. Sebelumnya, organisasi asal Swiss itu mengizinkan para pemainnya untuk mencari peluang baru, sehingga membuka jalan bagi Falcon Esports untuk merekrut mereka.

Pada 1 Maret 2025, Stéphane “Shaiiko” Lebleu, salah satu ikon Team BDS, menyampaikan pesan perpisahannya.

“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Team BDS atas lima tahun yang luar biasa. Ini adalah perjalanan yang tak terlupakan, penuh dengan kenangan indah. Terima kasih kepada staf dan penggemar BDS atas dukungan mereka. Sekarang saatnya bagi saya untuk melangkah ke babak baru. Sampai jumpa.”

Dengan bergabungnya para pemain ini, Falcon Esports kini memiliki skuad yang sangat solid untuk bersaing di kompetisi tingkat dunia.

Roster Falcon Esports Rainbow Six Siege

Berikut adalah daftar pemain dan pelatih yang kini menjadi bagian dari Falcon Esports:

  • Support: Loïc “BriD” Chongthep
  • In-Game Leader: Théo “LikEfac” Mariano
  • Entry Fragger: Stéphane “Shaiiko” Lebleu
  • Anggota Tim: Fatih “Solotov” Türker
  • Anggota Tim: Josh “Yuzus” Pritchard
  • Pelatih: Samy “Stooflex” Smail

Skuad ini memiliki pengalaman yang luar biasa dan telah mencatat berbagai prestasi, termasuk:

🏆 Juara Esports World Cup 2024
🥈 Runner-up Blast Rainbow Six Major Montreal 2024
🥈 Runner-up Six Invitational 2024

Dengan rekam jejak yang kuat ini, Falcon Esports diprediksi akan menjadi salah satu tim yang paling diperhitungkan di kompetisi Rainbow Six Siege mendatang.

Dukungan Besar untuk Roster Baru Falcon Esports

Kedatangan roster ini langsung mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk dari internal tim Falcon Esports sendiri. Muhammed Almutairi, selaku Direktur Umum Falcon Esports, menyambut mereka dengan antusias:

“Selamat datang di tim GOATS.”

Sementara itu, Loïc “Eden” Sennepin, mantan pelatih Rainbow Six Siege untuk Falcon Esports, juga memberikan pesan dukungan:

“Selamat untuk kalian semua! Saya yakin ini akan menjadi rumah baru yang tepat untuk kalian. Muhammed Almutairi, jaga mereka sebagaimana kamu menjaga kami, dan semuanya akan baik-baik saja.”

Pelatih baru tim, Samy “Stooflex” Smail, juga mengungkapkan rasa bangganya bisa bergabung dengan Falcon Esports:

“Saya sangat bersyukur dan bangga bisa menandatangani kontrak dengan Falcon Esports. Ini adalah kehormatan besar untuk menjadi bagian dari tim ini dan berkontribusi terhadap ambisi serta perkembangan mereka.”

Turnamen Mendatang: Akankah Falcon Esports Langsung Unjuk Gigi?

Meskipun Falcon Esports belum mengumumkan secara resmi kejuaraan mana yang akan mereka ikuti dengan roster baru ini, banyak spekulasi beredar bahwa mereka akan segera tampil di ajang besar.

Salah satu turnamen yang mungkin menjadi panggung debut mereka adalah Esports World Cup 2025, yang akan digelar pada 1 Agustus 2025. Jika benar demikian, ini bisa menjadi momen kemenangan pertama bagi Falcon Esports dengan lineup barunya.

Dengan pengalaman, chemistry yang sudah terbangun, dan ambisi besar dari organisasi Falcon Esports, para penggemar tentu tidak sabar untuk melihat bagaimana tim ini akan bersaing di level tertinggi Rainbow Six Siege.

Amoux Forte Juara Honor of Kings: Kampus UNEJ Kuasai Arena

Tim e-sports Amoux Forte dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Jember (UNEJ) berhasil meraih gelar juara dalam turnamen Honor of Kings: Campus Attack. Sementara itu, Hama Esport harus puas di posisi runner-up, diikuti oleh Tim W FASILKOM yang menempati peringkat ketiga. Keberhasilan ini menjadi bukti dominasi Amoux Forte di turnamen bergengsi tingkat universitas tersebut.

Tim Amoux Forte, yang diperkuat oleh Lutfi Rosyadi, Arjuna Triandino, Naufel Kinandana, Bagus Setyo Nugroho, dan Deo Rian, menunjukkan performa luar biasa sepanjang turnamen. Dengan strategi yang matang dan sinergi yang solid, mereka mampu mengungguli lawan-lawan tangguh di setiap pertandingan. Turnamen ini mempertandingkan dua tim beranggotakan lima pemain dalam format Multiplayer Online Battle Arena (MOBA), di mana tujuan utamanya adalah menghancurkan struktur utama lawan.

Perjalanan Amoux Forte terbilang mulus berkat kekompakan tim dan strategi yang efektif. Maulana Syahbana, manajer tim, mengungkapkan bahwa tantangan terbesar yang mereka hadapi adalah menyatukan visi para pemain dan menyesuaikan waktu latihan. Bimbingan dari Dony Bahtera Firmanwan, S.Kom., M.Kom., juga berperan penting dalam mempersiapkan tim, baik dari segi teknis maupun mental.

Turnamen ini diselenggarakan pada 11 Februari 2025 oleh UKM Esports UNEJ sebagai bagian dari upaya memperkuat ekosistem e-sports di lingkungan kampus. Kompetisi ini diharapkan menjadi ajang bagi mahasiswa untuk mengasah keterampilan, meningkatkan sportivitas, serta memperluas jaringan komunitas e-sports di tingkat nasional. Dengan kemenangan ini, Universitas Jember berhasil melaju ke babak 16 besar dan siap menghadapi persaingan dengan tim-tim terbaik dari berbagai universitas di seluruh Indonesia.

Turnamen Makin Seru! Capcom Pro Tour Resmi Gandeng Esports World Cup

Dunia esports semakin berkembang dengan hadirnya kemitraan strategis antara Capcom Pro Tour (CPT) dan Esports World Cup Foundation. Kesepakatan ini membawa Street Fighter 6 ke ajang Esports World Cup, sebuah turnamen multi-game yang akan berlangsung hingga tahun 2027. Langkah ini menjadi tonggak penting dalam ekosistem Fighting Game Community (FGC) dengan berbagai perubahan format yang diusung.

Street Fighter 6 Siap Ramaikan Esports World Cup

Sebagai bagian dari kerja sama ini, sebanyak 48 pemain akan bertanding di Esports World Cup yang akan dihelat di Riyadh, Arab Saudi. Dari jumlah tersebut, 30 pemain akan lolos dari Capcom Cup 11, Street Fighter League, serta lima turnamen Premier yang berlangsung sepanjang 2025.

Selain itu, pemenang Esports World Cup akan mendapatkan tiket langsung ke Capcom Cup 12, yang dijadwalkan berlangsung pada Maret 2026. Dengan demikian, turnamen ini tak hanya menjadi ajang pertarungan bagi para pemain profesional, tetapi juga menjadi jalur eksklusif menuju kompetisi Capcom terbesar.

Hingga saat ini, 21 pemain telah mengamankan tempat mereka di Esports World Cup. Sementara itu, slot lainnya akan ditentukan melalui berbagai event besar seperti Combo Breaker, EVO, dan kualifikasi Last Chance Qualifier (LCQ) yang masih berlangsung.

Dampak Esports World Cup Terhadap Popularitas dan Harga Street Fighter 6

Keikutsertaan Street Fighter 6 dalam Esports World Cup diperkirakan dapat berdampak signifikan terhadap popularitas dan nilai pasar gim ini. Sebelum kemitraan ini diumumkan, FGC sempat menyoroti sistem pembagian hadiah di Capcom Cup 11, di mana pemain asal Jepang, Kakeru, meraih kemenangan dan membawa pulang hadiah utama sebesar $1 juta (~£774.287). Sementara itu, total hadiah sebesar $282.000 (~£218.431) dibagikan kepada peserta lainnya.

Meski jumlah total hadiah untuk Street Fighter 6 di Esports World Cup belum diumumkan, penyelenggara telah memastikan bahwa total hadiah gabungan untuk seluruh game dalam turnamen mencapai $60 juta. Pada ajang Esports World Cup 2024, setiap juara akan membawa pulang hadiah utama sebesar $1 juta (~£774.287), angka yang tentu menjadi daya tarik besar bagi para atlet esports.

Kolaborasi Capcom dengan Esports World Cup Foundation

Capcom bukan satu-satunya pengembang game yang menjalin kemitraan dengan Esports World Cup Foundation. Riot Games juga telah bergabung dengan turnamen ini dan membawa beberapa game populernya seperti League of Legends, VALORANT, dan Teamfight Tactics ke dalam daftar kompetisi.

Selain Street Fighter 6, genre fighting game juga akan semakin meriah dengan kehadiran FATAL FURY: City of the Wolves. Gim besutan SNK Corporation ini telah menjalin kesepakatan selama tiga tahun dengan Esports World Cup Foundation, memastikan keberadaannya dalam daftar game yang akan dipertandingkan hingga tahun 2027.

Dengan kemitraan ini, Street Fighter 6 akan semakin mengukuhkan posisinya sebagai salah satu game pertarungan paling bergengsi di dunia. Ajang Esports World Cup pun berpotensi menjadi salah satu kompetisi terbesar bagi para pemain fighting game, membuka peluang bagi talenta baru untuk bersinar di panggung global.

Esport sebagai Pilar Ekonomi Kreatif, Wagub Emil Dardak Dorong Penguatan Industri Digital

Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, menegaskan pentingnya Esport dalam mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif dan industri digital. Menurutnya, Esport tidak hanya sebatas hiburan atau ajang kompetisi, tetapi juga memiliki potensi besar untuk menjadi sektor yang menguntungkan dan berdaya saing tinggi. Pemerintah Provinsi Jawa Timur siap bersinergi dengan berbagai pihak guna mempercepat perkembangan Esport di daerah tersebut.

Emil menekankan bahwa perkembangan Esport di Jawa Timur mencerminkan bagaimana digitalisasi telah mengubah lanskap olahraga secara global. Dengan perencanaan dan strategi yang tepat, industri ini dapat berkembang secara profesional serta memberikan manfaat luas bagi masyarakat. Esport menciptakan ekosistem baru yang melibatkan atlet, pelatih, penyelenggara turnamen, hingga pengembang teknologi. Oleh karena itu, pembinaan atlet yang berkelanjutan menjadi aspek penting agar mereka terus meningkatkan keterampilan dan menjaga performa di tingkat tertinggi.

Selain dukungan bagi atlet, Emil juga menyoroti pentingnya infrastruktur yang memadai serta regulasi yang jelas demi memastikan pertumbuhan Esport yang sehat dan profesional. Ia mengajak seluruh pemangku kepentingan, termasuk komunitas, akademisi, industri, dan pemerintah daerah, untuk bekerja sama dalam mengembangkan Esport. Kolaborasi yang kuat antara berbagai pihak diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan industri ini serta menjadikannya wadah positif bagi anak muda.

Menurut Emil, Esport juga memiliki peran dalam meningkatkan inklusivitas di dunia olahraga. Berbeda dengan cabang olahraga konvensional yang sering kali bergantung pada faktor fisik, Esport memberikan kesempatan yang sama bagi semua orang untuk berkarier di bidang ini tanpa memandang latar belakang atau kondisi fisik mereka. Emil berharap melalui musyawarah yang digelar, dapat dihasilkan strategi terbaik untuk mendukung pertumbuhan Esport di Jawa Timur. Dengan pembinaan yang berkelanjutan serta penguatan infrastruktur, ia optimistis Esport dapat berkembang pesat dan membawa manfaat besar bagi generasi muda serta kemajuan ekonomi kreatif di Indonesia.