Esports: Dari Hobi Menjadi Peluang Karier Global yang Menjanjikan

Esports kini bukan lagi sekadar bentuk hiburan, melainkan telah menjelma menjadi fenomena global yang mendunia. Olahraga elektronik ini mempertemukan para pemain video game profesional dalam turnamen resmi yang disiarkan langsung melalui berbagai platform digital. Dengan semakin banyaknya peminat dan penonton, esports telah membuka jalan bagi para gamer yang ingin menjadikan keterampilan mereka sebagai karier profesional yang menjanjikan.

Berbeda dari permainan kasual yang dimainkan di waktu senggang, esports merupakan ajang kompetitif dengan aturan yang jelas serta hadiah yang menggiurkan. Beberapa game populer dalam dunia esports antara lain Dota 2, League of Legends, CS:GO, Fortnite, dan Overwatch. Kompetisi bisa bersifat individu maupun tim, dengan menuntut kemampuan tinggi dalam strategi dan pengambilan keputusan cepat. Dalam permainan tim, kerja sama dan koordinasi antarpemain menjadi kunci kemenangan.

Bagi mereka yang ingin terjun ke dunia ini, langkah pertama adalah memilih game yang paling dikuasai. Latihan rutin sangat penting agar kemampuan meningkat dan bisa bersaing di level tinggi. Bergabung dengan komunitas esports juga memberi kesempatan untuk berkembang, berbagi pengalaman, serta mendapatkan informasi tentang turnamen. Selain itu, memiliki peralatan bermain yang memadai dan statistik permainan yang baik akan meningkatkan peluang dilirik oleh tim profesional.

Di Indonesia, hadir organisasi Perenasi yang berperan dalam pembinaan bakat-bakat muda di bidang esports. Perenasi memberi pelatihan dan pendidikan terstruktur guna mencetak atlet esports yang bisa bersaing di kancah internasional. Bahkan, esports kini telah resmi menjadi cabang olahraga di ajang SEA Games, dengan banyak game besar turut dipertandingkan. Ini menjadi bukti bahwa esports telah berkembang menjadi industri yang serius dan profesional.

EVOS dan Pop Mie Perkuat Ekosistem Esports Indonesia Selama Tujuh Tahun

EVOS bersama Pop Mie telah berkolaborasi sejak 2018 dalam membangun ekosistem esports di Indonesia, yang kini berkembang pesat dan memiliki dampak signifikan. Head of Commercial EVOS, Thony Tham, menyatakan bahwa esports bukan sekadar hiburan belaka, tetapi telah menjadi industri yang mampu menggerakkan roda perekonomian serta menarik perhatian berbagai kelompok usia.

Dalam kerja sama ini, EVOS mendapatkan dukungan dari berbagai aspek, tidak hanya dalam peningkatan jumlah peminat tetapi juga dalam pengembangan karier anak muda di bidang esports. Thony menegaskan pentingnya menyediakan wadah bagi generasi muda guna memastikan regenerasi atlet esports di masa depan. Oleh karena itu, EVOS bersama Pop Mie telah berupaya membangun ekosistem ini melalui berbagai inisiatif, termasuk penyelenggaraan turnamen, diskusi komunitas, serta edukasi di universitas mengenai potensi industri berbasis teknologi digital tersebut.

Dengan dukungan Pop Mie, EVOS dapat meningkatkan kualitas kompetisi serta menjangkau dunia kampus guna memperluas pengembangan esports. Senior Brand Manager Pop Mie, Antonius Pandu, menambahkan bahwa pendekatan ke lingkungan akademik diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan industri esports. Selain memberikan edukasi tentang esports sebagai opsi karier bagi anak muda, langkah ini juga mempermudah penjaringan bakat untuk menjadi pemain profesional dengan sistem scouting yang lebih efektif.

Melalui kolaborasi ini, EVOS terus berkomitmen untuk mendorong perkembangan esports di Indonesia. Sebagai salah satu tim esports terkemuka di Asia Tenggara, EVOS kerap mengharumkan nama Indonesia di berbagai turnamen internasional dan menjadi inspirasi bagi generasi muda yang ingin berkarier di dunia esports.

Kabuki Akhiri Perjalanan Bersama Team Liquid ID Setelah 4 Tahun, Apa Langkah Selanjutnya?

Keputusan Kabuki untuk meninggalkan Team Liquid ID menandai berakhirnya perjalanan panjangnya bersama organisasi tersebut setelah 4 tahun. Perpisahan ini tampaknya dipengaruhi oleh posisi Kabuki yang sempat menjadi cadangan selama MPL ID S14.

Selama MPL ID S14, perubahan besar terjadi di roster Team Liquid ID dengan memberi kesempatan kepada para rookie untuk tampil. Keputusan ini terbukti berhasil, dengan tim meraih gelar juara. Namun, pergeseran ini membuat beberapa pemain senior seperti Yawi dan Kabuki mengalami ketidakpastian dalam peran mereka. Setelah Yawi memutuskan untuk hengkang, Kabuki pun mengikuti jejaknya.

Kepastian mengenai kepergian Kabuki diungkapkan langsung oleh pihak Team Liquid ID pada Senin (17/2). Dalam unggahan mereka, terasa sekali bahwa perpisahan ini berat bagi organisasi, mengingat kesetiaan dan loyalitas Kabuki yang telah bersama tim meskipun melewati pasang-surut selama lebih dari empat tahun.

Team Liquid ID mengenang perjalanan Kabuki dengan penuh rasa hormat, mengungkapkan bahwa Kabuki bukan hanya pemain, tetapi juga sosok yang telah mencatatkan sejarah dan memberikan identitas bagi tim. Mereka menyebut Kabuki sebagai “legenda” yang telah berkontribusi besar dalam perjalanan mereka.

“Dalam hampir lima tahun, Kabuki bukan sekadar pemain—ia adalah jiwa dari banyak pertempuran yang telah kami lewati. Dari euforia hingga tantangan berat, namanya selalu bergema di medan perang. Hari ini, kami bukan hanya melepas seorang pemain, tetapi seorang legenda yang telah membangun identitas Team Liquid ID,” tulis mereka dalam postingan tersebut.

Sebagai bentuk penghormatan, Team Liquid ID membuat video perpisahan berdurasi lebih dari 14 menit yang diunggah di kanal YouTube mereka. Ini menunjukkan betapa berharganya Kabuki bagi tim.

Selama berseragam Team Liquid ID, yang dulunya dikenal sebagai Aura Fire, Kabuki telah meraih berbagai prestasi, termasuk kemenangan di Piala Presiden 2021 dan 2023 serta gelar juara MPL ID S14. Salah satu momen puncak dalam kariernya adalah menjadi bagian dari tim yang menempati posisi runner-up di M6 World Championship, yang menjadi penutup dari masa baktinya bersama The Cavalry.

Sebagai pemain berpengalaman di posisi gold laner, Kabuki memiliki peluang besar untuk melanjutkan kariernya dengan tim baru. Tim-tim MPL ID S15 yang belum mengumumkan roster mereka, seperti DEWA United Esports dan ONIC Esports, mungkin menjadi tujuan berikutnya bagi Kabuki. Bahkan, ia bisa mempertimbangkan bermain di MPL negara lain seperti Malaysia yang memiliki budaya esports mirip Indonesia.

Selain itu, Kabuki juga berpeluang mengejar pendidikan lebih tinggi, sebuah rencana yang pernah ia ungkapkan kepada orang tuanya. Dalam beberapa pekan terakhir sebelum kepergiannya, Kabuki aktif melakukan livestreaming di channel YouTube-nya, Liquid Kabuki, yang bisa menjadi pilihan alternatif untuk melanjutkan karier di dunia esports.

RRQ Akira Resmi Dibubarkan: Mengakhiri Era Dominasi di LATAM dan Brazil

Pada penghujung 2024, kabar mengejutkan datang dari dunia esports Mobile Legends. Rex Regum Qeon (RRQ) mengumumkan secara resmi bahwa mereka membubarkan divisi RRQ Akira, tim Mobile Legends yang telah sukses berkompetisi di region Brazil dan LATAM. Keputusan ini diumumkan pada 31 Desember 2024, di mana manajemen RRQ mengucapkan terima kasih kepada para pemain dan pelatih yang telah berkontribusi selama tiga tahun terakhir.

Dengan bubarnya RRQ Akira, kini seluruh anggota tim yang terdiri dari Luiizz, Kiing, Seigen, Gustalagusta, Tekashi, Blink, dan Coach Cabral tidak lagi berada di bawah naungan RRQ. Keputusan ini memang mengejutkan, mengingat banyaknya prestasi yang telah diraih oleh tim tersebut di Brazil dan LATAM. RRQ Akira telah memperluas pengaruh RRQ di kawasan Amerika Selatan, dengan membawa nama besar organisasi ke tingkat internasional.

RRQ Akira dikenal sebagai salah satu tim paling berpengaruh di region Brazil dan LATAM. Tim ini berhasil mendominasi turnamen-turnamen Mobile Legends di kedua wilayah tersebut, termasuk menjadi juara MPL Brazil secara berturut-turut mulai dari MPL BR S2 hingga MPL BR S5. Selain itu, mereka juga berhasil menjuarai Liga LATAM dan MPL LATAM, serta mewakili RRQ di ajang-ajang internasional seperti M-Series (M4, M5, M6) dan MSC 2024.

Namun, setelah penyatuan MPL Brazil dengan LATAM, dominasi RRQ Akira mulai berkurang. Mereka finis sebagai runner-up di MPL LATAM S2 dan gagal meraih gelar di ESL SPS S5 LATAM Challenge Finals.

Keputusan untuk membubarkan RRQ Akira tentunya diambil setelah pertimbangan matang dari pihak manajemen dan bertujuan untuk kepentingan jangka panjang semua pihak yang terlibat. Kini, mata publik tertuju pada langkah selanjutnya bagi para pemain dan pelatih. Ada kemungkinan mereka akan kembali bersatu di tim baru dan mencoba untuk merebut kembali kejayaan di LATAM.